23:30 Januari


"Tolong katakan pada dirinya, lagu ini kutuliskan untuknya, namanya slalu kusebut dalam doa,..." - Tolong, Budi Doremi


Aku terbangun pada satu mimpi di hari ulang tahunku. Aku mengingatnya, ya aku mengingat semua mimpi itu. Mimpi dimana aku bangun dari tidur malamku disambut dengan nyanyian lagu selamat ulang tahun dari ayah. Ayah yang menyanyikan lagu itu sambil bertingkah layaknya seorang pelayan yang sedang melayani tuannya, kalau kau tahu patung-patung semar yang ada di restoran dengan jempol yang mempersilakan masuk, ya kira-kira seperti itu posisi ayahku. Beliau berkata, "Selamat bertambah umur anakku, Bapak sudah menyiapkan sarapan, ayo sarapan. Gusti mberkahi". Aku hanya tersenyum, tak tahu harus berkata apa. Tahun-tahun sebelumnya tak pernah begini. Bahkan hari ulang tahunku hanya dianggap hari biasa, tanpa kado, tanpa ucapan. Tahun- tahun sebelum ini, Ayah selalu lupa ulang tahunku, jika beliau ingat pun itu sudah di penghujung hari ulang tahunku. Entah kenapa tahun ini terasa berbeda. Sedangkan ibuku, beliau memilih mengucapkan ucapan ulang tahun lewat sosial media miliknya, ya aku rasa ibuku termasuk kaum sosialita, hehehe. Tapi aku baru sadar satu hal, bahwa memang benar kalau gengsi perempuan itu lebih besar daripada laki-laki. Untuk mengucapkan "selamat ulang tahun" saja, ayah lebih memilih mengutarakannya langsung, sedangkan ibu memilih mengutarakannya lewat media yang lain yang tidak secara langsung terucapkan oleh mulut. 

Di mimpiku, hari itu kemudian berlanjut seperti tahun-tahun sebelumnya. Ada ucapan dari teman lama, sahabat yang kini susah bertemu, teman baru, lingkungan yang baru. Aku senang tapi aku juga sedih. Di mimpiku, aku seperti mengharapkan kehadiran satu orang dan orang itu hanya cukup mengucapkan "HBD ya" saja sudah membuatku bahagia setengah mati. Namun orang itu tak kunjung datang. Orang itu tak kunjung menyapa. Orang itu hilang.

Di mimpiku, orang itu kamu. Aku yang lelah menunggumu datang, aku yang ingin kau sapa duluan, aku yang ingin sekadar kau ucapkan kata selamat. Aku yang hanya ingin menyanyikan lagu milik Tulus, penyanyi favoritku, lagu ucapan terima kasihku saat kau sudah datang dalam hidupku dan membuat satu kenangan indah. Monokrom. Tapi rasanya semua itu terhenti dalam inginku. Tak ada satu ucapan pun datang darimu. Segala ekspektasiku terasa menyakitkan. Hingga rasanya aku berpikir kalau mungkin hanya aku yang merasa kau memiliki tempat istimewa. Mungkin hanya aku yang jatuh hati, tapi tidak denganmu. Mungkin begitu.

Hari itu, 23 Januari di mimpiku. Disini aku menanti dari pagi hingga malam. Seperti orang bodoh rasanya tiap mengingatmu. Ingin menyampaikan rasaku padamu di hari spesialku tapi tak mampu. Ah bodoh, aku memang selalu saja begitu.

23:30 hari itu, di mimpiku. Satu notifikasi tak terduga muncul di layar ponselku. Satu notifikasi darimu. Aku tersenyum, seakan segala pikiran terburukku tentangmu, bahwa kamu tak ingat aku, tak pernah peduli dan semua omonganmu penuh dusta itu telah sirna begitu saja. Hanya bibir yang tersungging ke atas ketika membaca pesan singkatmu. Padahal jika itu orang lain yang mengirimkannya mungkin akan terasa biasa. Sangat biasa. Biasa saja. Kira-kira begini isinya...

"Hbd ya nak, tambah yang baik-baik pokoknya." dengan beberapa emoji ulang tahun setelahnya.

Aku tertawa, aku teringat aku yang sering memanggilmu dengan sebutan "Pak" dan kamu yang suka memanggilku "nak". Padahal umur kita hanya selisih satu tahun. Reflek karena kesal aku protes padamu, kenapa baru mengucapkan selamat saat hari sudah mulai berganti, tidak mengucapkan seperti yang lain kemudian menyebabkan aku harus menunggu dengan harap-harap cemas. Dengan santainya kamu menjawab,

"Aku sukanya telat-telat kok, lagian biar jadi penutup juga." ditutup dengan emoji tawa yang kemudian terimajinasikan secara 3 dimensi di kepalaku, aku jadi membayangkan wajahmu yang juga ikut tertawa renyah sambil mengejek itu. Ah, lagi-lagi amarahku sirna.

Hari itu, di mimpiku. Aku berdoa kepada Tuhan, agar Dia mengutarakan rasaku kepadamu. Agar aku tak lagi hanya terbuai di bunga tidurku sendiri.




Tertanda.
Fleur

Komentar

Postingan Populer